Pengamat Nilai Diplomasi Maritim Jadi Pilar Baru Indonesia di Indo Pasifik Era Prabowo

mediamaritimaceh.com – Setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dinilai berhasil menggeser arah diplomasi Indonesia menuju orientasi maritim yang lebih strategis.

Di tengah perubahan peta kekuatan global, laut kini bukan lagi sekadar batas wilayah, melainkan pilar utama diplomasi, ekonomi, dan pertahanan nasional.

Pengamat maritim dari IKAL Strategic Center (ISC), DR. Capt. Marcellius Hakeng Jayawibawa, menilai langkah pemerintah dalam memperkuat visi Poros Maritim Dunia menunjukkan keseriusan menjadikan Indonesia sebagai kekuatan penyeimbang baru di kawasan Indo-Pasifik.

“Visi maritim Presiden Prabowo kini mulai diterjemahkan dalam kebijakan konkret, mulai dari penguatan armada patroli laut, peningkatan riset kelautan, hingga diplomasi aktif di kawasan,” ujar Capt. Hakeng dalam Talkshow Interaktif bertema “Membedah Strategi, Tantangan Diplomasi Indonesia Dalam Membangun Citra Bangsa” di Auditorium Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2025.

Menurutnya, dengan luas wilayah mencapai 7,81 juta kilometer persegi dengan 77 persennya berupa lautan dan garis pantai sepanjang 90 ribu kilometer, Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi kekuatan maritim global.

“Data geografis ini bukan sekadar angka, tetapi potensi strategis yang menentukan masa depan ekonomi nasional,” tegasnya.

Capt. Hakeng mengungkapkan potensi ekonomi kelautan Indonesia mencapai USD 1,338 triliun per tahun dengan kemampuan menyerap 45 juta tenaga kerja di sektor perikanan, energi laut, pariwisata bahari, bioteknologi, hingga galangan kapal dan logistik. Namun, di tengah peluang besar itu, muncul pula tantangan serius seperti eksploitasi sumber daya laut, ketegangan di jalur pelayaran internasional, hingga dampak perubahan iklim.


“Kapasitas diplomasi maritim kita kini diuji, apakah mampu melampaui retorika dan menjadi kekuatan penyeimbang di tengah pergolakan dunia,” ujarnya.


Capt. Hakeng menilai dinamika global, seperti konflik Rusia–Ukraina dan ketegangan di Laut Cina Selatan, harus dibaca sebagai sinyal penting bagi Indonesia untuk memperkuat peran diplomasi maritimnya.

“Kenaikan harga minyak, premi asuransi kapal, hingga lonjakan tarif logistik internasional memperlihatkan bahwa keamanan laut bukan hanya urusan militer, tapi juga ekonomi strategis,” jelasnya.

Menurutnya, posisi Indonesia di kawasan Indo-Pasifik kini semakin krusial. Pemerintah disebut telah mengambil langkah tepat dengan memperkuat kerja sama keamanan maritim melalui ASEAN dan Indian Ocean Rim Association (IORA), serta modernisasi besar-besaran di tubuh TNI AL dan Bakamla yang kini memiliki sistem patroli laut terpadu, radar maritim berteknologi tinggi, serta penambahan kapal perang dan korvet hasil produksi dalam negeri.

“Langkah pembangunan sektor Pertahanan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dalam memperkuat kemandirian industri pertahanan, termasuk pengadaan korvet Merah Putih, kapal cepat rudal, dan modernisasi sistem pengawasan laut, menjadi bukti bahwa diplomasi maritim kita didukung oleh daya tangkal yang nyata,” paparnya.

Sumber

https://www.harianterbit.com/nasional/27416133160/pengamat-nilai-diplomasi-maritim-jadi-pilar-baru-indonesia-di-indo-pasifik-era-prabowo

Baca Ini Juga